sabanua.com – Dalam rangka mengejar target padi 35 juta ton setara beras di masa panen perdana 2024, Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen meningkatkan produksi dan produktivitas padi pada musim rendeng 2023/2024.
Sebelumnya, Arief mengatakan, pihaknya sedang menyusun program untuk tiga bulan ke depan. Gerak cepat ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memiliki perhatian besar terhadap sektor pertanian.
“Kita memiliki presiden yang luar biasa, setiap hari menanyakan kondisi lapangan. Sehingga dengan program Quick Win dan konsolidasi yang dilakukan, kita akan terus kawal pekerjaan teman-teman di lapangan,” sebutnya.
Arief menyebutkan, persiapan musim tanam melibatkan kerja sama internal Kementan maupun dengan kementerian/lembaga lainnya.
Plt Menteri Pertanian (Mentan), Arief Prasetyo Adi diwakili Plt Sekretariat Jenderal Kementan, Prihasto Setyanto mengatakan salah satu yang menjadi fokus Kementan saat ini persiapan musim tanam.
“Pelatihan ini sesuai arahan Bapak Plt Mentan yaitu bagaimana meningkatkan produksi padi, bahkan targetnya 35 juta ton,” kata Prihasto pada PPSP Vol. 9 dengan tema “Peningkatan Produktivitas Padi Musim Rendeng Tahun 2023/2024”, Selasa (24/10).
Prihasto mengatakan komponen yang sangat penting untuk meningkatkan produksi padi pada musim rendeng merupakan hal penting. Seperti pupuk, irigasi, alat mesin pertanian (Alsintan), dan ketersediaan benih unggul.
“Saya melihat peran benih itu sangat signifikan untuk meningkatkan produktivitas. Peran benih itu lebih dari 50 persen dalam peningkatan produktivitas. Kalau benih yang digunakan adalah benih unggul yang lain-lain akan mendukung peningkatan produktivitas,” ujarnya.
Selain itu, dia juga meminta agar Alsintan, khususnya traktor roda dua yang telah diberikan Kementan agar lebih dimaksimalkan untuk mendongkrak produksi padi di musim rendeng ini.
PSPP merupakan salah satu Quick Win yang diinisiasi oleh BPPSDMP yang bertujuan meningkatkan pemahaman peserta tentang metode dan strategi yang efektif meningkatkan produksi padi.
Kepala PPSDMP, Dedi Nursyamsi mengatakan PSPP Vol. 9 ini ditujukan untuk mendongkrak produktivitas padi musim rendeng 2023-24 yang akan dipanen Februari, Maret dan April nanti.
“Pelatihan ini memiliki fokus seperti diarahkan plt Mentan yaitu peningkatan produksi dan produktivitas padi di musim rendeng tahun 2023-2024. Kalau begitu pelatihan PSPP ini adalah bekal, yang ditujukan untuk mendongkrak padi sawah kita,” kata Dedi.
Dedi meminta para penyuluh dan petani memastikan ketersediaan prasarana dan sarana pertanian, seperti air, pupuk, benih bermutu, alat mesin pertanian, dan asuransi sebelum melakukan budidaya padi.
“Jadi, pastikan pupuk ada di lapangan, pastikan benih yang bermutu ada di lapangan, pastikan air dan irigasi berfungsi dengan baik, sehingga bisa menyediakan air yang diperlukan tanaman,” tutur Dedi.
Di musim tanam rendeng ini akan ada kemunduran musim tanam satu hingga tiga dasarian. Walau begitu, Dedi berharap produktivitas tidak menurun melainkan meningkat.
“Gara-gara mundur tanam, gara gara mundur panen ada mundur produksi selama satu bulan. Berarti kita memelurkan 2,2 juta untuk menutupi kemunduran tanam itu. Tentu saya berharap tanam boleh mundur panen boleh mundur, tetapi produktivitas tidak boleh mundur apalagi menurun,” imbuh dia.
Sementara, plh Kepala BBPP Binuang, Joko Tri Harjanto menyampaikan bahwa pihaknya siap untuk mensukseskan program Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh yang akan digelar nantinya.
“BBPP Binuang siap mensukseskan PSPP Vol.9 ini. Semoga berjalan dengan lancar sesuai dengan yang kita harapkan untuk kemajuan pertanian Indonesia,” ujarnya, usai mengikuti PSPP Vol 9.
Sebagai informasi, PSPP Volume 9 Tahun 2023 dilaksanakan selama tiga hari, tanggal 24 – 26 Oktober 2023, baik secara tatap muka di Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (BBPMKP) Ciawi dan secara online serentak di UPT Pelatihan Pertanian dan lokasi lainnya.
Hadir sebagai narasumber antara lain Badan Pangan Nasional; Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian; Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian; Direktorat Jenderal Tanaman Pangan; BBPSIP Sukamandi; PT. Asuransi Jasa Indonesia (JASINDO); Praktisi; dan Widyaiswara.
Peserta pelatihan ditargetkan sebanyak 1.000.000 orang yang terdiri dari petani, penyuluh, dan insan pertanian lainnya di seluruh Indonesia. Di antaranya sebanyak 60 orang akan mengikuti secara tatap muka BBPMKP Ciawi. (JK/AG).