Tingkatkan Nilai Tambah Komoditas Pertanian, BPPSDMP Kementan Gelar PSPP 

JAKARTA, sabanua.com – Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) kembali menggelar Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh (PSPP) volume delapan dengan tema Peningkatan Nilai Tambah Komoditas Pertanian Mengantisipasi El Nino.

Melalui pelatihan ini diharapkan peningkatan nilai tambah komoditas pertanian semakin besar. Widyaiswara, dosen, guru, dan penyuluh pertanian dapat mengajarkan dan mendampingi petani dalam menghasilkan nilai tambah komoditas pertanian yang dihasilkan.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan pihaknya selalu berupaya untuk melakukan hilirisasi. “Hilirisasi menjadi kunci dalam meningkatkan nilai tambah dan daya saing berbagai komoditas pertanian,” ujarnya.

Mentan SYL juga berujar bahwa hilirisasi di sektor pertanian tidak hanya terbatas pada komoditas perkebunan, seperti sawit.

“Melainkan juga pada komoditas lain, baik tanaman pangan, hortikultura, maupun peternakan,” tuturnya.

Sementara, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa salah satu cara yang dapat dilakukan agar komoditas pertanian di Indonesia dapat bersaing adalah dengan melakukan peningkatan nilai tambah produk pertanian.

“Pengertian nilai tambah di sini adalah suatu komoditas yang bertambah nilainya karena melalui proses pengolahan, pengangkutan ataupun penyimpanan dalam suatu produksi,” jelasnya.

Peningkatan nilai tambah komoditas pertanian selain dapat mempertahankan dan menambah kualitas hasil pertanian juga dapat menambah nilai ekonomisnya.

“Nilai tambah sektor pertanian memberikan pengaruh yang berarti pada penyerapan tenaga kerja dan sekaligus perkembangan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan nilai tambah pada penyediaan input produksi diantaranya dengan pemanfaatan bibit unggul, serta bahan nutrisi dan pengendali hama penyakit alami,” tutur dia.

Lebih lanjut, Dedi juga menyampaikan bahwa nilai tambah juga mampu menekan biaya produksi dan menambah nilai dari kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan.

“Nilai tambah pada kegiatan produksi dapat dilakukan dengan penggunaan sistem produksi hasil tinggi atau terstandar, yang menjamin kuantitas, kualitas, dan keamanan pangan,” ujarnya.

Sementara, plh Kepala BBPP Binuang, Joko Tri Harjanto menyampaikan bahwa pihaknya siap untuk mensukseskan program Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh yang akan digelar nantinya.

“BBPP Binuang siap mensukseskan PSPP Vol.8 nanti. Semoga berjalan dengan lancar sesuai dengan yang kita harapkan untuk kemajuan pertanian Indonesia,” harapnya.

Sekedar diketahui, PSPP Vol. 8 akan dilaksanakan selama tiga hari, tanggal 19 – 21 September 2023 yang dilaksanakan di Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara dan secara online serentak di UPT Pelatihan Pertanian ataupun lokasi lainnya. (JK/AG/SB05).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *