BBPP Kementan Berikan Saran Hadapi Fenomena El Nino

Peserta pelatihan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang saat praktek lapangan. foto – BBPP Binuang.

 

Tapin, Sabanua.com – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang sampaikan yang penting dipersiapkan dalam mengantisipasi fenomena El Nino yang diperkirakan berlangsung hingga Agustus 2023 mendatang.

Disampaikan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) bahwa El Nino adalah fenomena alami yang terjadi ketika suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur menjadi lebih hangat dari biasanya.

Sehingga menyebabkan perubahan pola cuaca global yang dapat berdampak signifikan pada iklim di berbagai wilayah belahan dunia, buahan hanya di Indonesia.

“El Nino adalah fenomena alam yang dapat memiliki dampak signifikan terhadap sektor pertanian. Dampaknya dapat meluas ke seluruh dunia dan mempengaruhi cuaca dan iklim di berbagai daerah,” jelas Mentan.

El Nino menjadi tantangan besar terhadap sektor pertanian, karena dapat mengganggu pola cuaca yang berdampak pada produksi pertanian dan kesejahteraan petani.

“Pemantauan dan pemahaman yang baik tentang El Nino sangat penting agar dapat mengambil langkah-langkah pencegahan dan penyesuaian yang tepat untuk mengurangi dampaknya,” ujarnya.

Sementara, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi menambahkan ada beberapa hal penting yang perlu diwaspadai terkait dengan kejadian El Nino di sektor pertanian.

“Diantaranya kekeringan, gangguan musim tanam, penyakit dan hama, penurunan kualitas tanaman, sehingga berpengaruh terhadap kestabilan pasar,” ungkapnya.

“Jika panen berkurang atau gagal, pasokan dapat berkurang, yang dapat menyebabkan kenaikan harga dan ketidakseimbangan pasokan dan permintaan,” pungkas Dedi.

Menanggapi itu, Kepala BBPP Binuang, Bambang Haryanto memberikan saran untuk mengurangi dampak El Nino agar tidak terjadi hasil panen berkurang ataupun gagal.

Penting bagi petani dan pemangku kepentingan dalam sektor pertanian untuk memantau perkembangan cuaca dan mengambil langkah-langkah tindakan pencegahan yang tepat.

“Seperti pemantauan cuaca, konservasi air, diversifikasi tanaman, manajemen penyakit hama, penggunaan teknologi dan informasi,” jelasnya.

Penting untuk terus memantau perkembangan cuaca dan memperhatikan peringatan dini terkait El Nino. Dengan memahami perubahan pola cuaca yang terkait dengan El Nino, petani dapat mengatur jadwal penanaman, irigasi, dan pemeliharaan tanaman secara lebih efektif.

Selanjutnya, mengingat El Nino dapat menyebabkan kekeringan, konservasi air menjadi sangat penting. Petani perlu mengadopsi teknik irigasi yang efisien, seperti tetes air atau irigasi berkebun yang tepat sasaran, untuk menghemat air.

“Mereka juga dapat mempertimbangkan pengumpulan air hujan atau penggunaan sumber air alternatif jika memungkinkan,” lanjut Bambang.

Sedangkan diversifikasi tanaman juga dapat membantu mengurangi risiko kegagalan panen total jika satu jenis tanaman terpengaruh oleh El Nino. Petani dapat mempertimbangkan menanam varietas tanaman yang lebih tahan terhadap kondisi kering atau panas.

Selain itu, El Nino dapat mempengaruhi persebaran penyakit dan hama tanaman. Petani perlu memperhatikan peningkatan risiko serangan penyakit dan hama selama periode El Nino.

“Langkah-langkah pengendalian yang tepat, seperti penggunaan pestisida yang efektif dan penerapan praktik pertanian yang baik, dapat membantu mengurangi kerugian yang disebabkan oleh serangan tersebut,” terangnya.

Terakhir penggunaan teknologi dan informasi, Pemanfaatan teknologi pertanian dan informasi cuaca dapat membantu petani dalam mengatasi dampak El Nino.

“Misalnya, penggunaan sensor tanah untuk mengukur kelembaban tanah, penggunaan aplikasi cuaca untuk memantau perubahan cuaca, atau memanfaatkan sistem peringatan dini dapat membantu petani mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menghadapi El Nino,” tutupnya. (JK/AG/SB05)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *