TAPIN, sabanua.com – Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) bangun jiwa petani program food estate Kalimantan Tengah, Jumat (9/6).
Kegiatan Pelatihan Kewirausahaan digelar di beberapa titik di BPP program Food Estate, diantaranya 3 di Kabupaten Kapuas dan 3 titik di Kabupaten Pulang Pisau serta 3 titik BPP di Kota Palangka Raya.
Wirausaha adalah seseorang yang berani berusaha secara mandiri dengan mengerahkan segala sumberdaya dan upaya meliputi kepandaian mengenali produk baru, menyusun operasi untuk pengadaan, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya untuk sesuatu yang bernilai lebih tinggi.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan bahwa pertanian memiliki peran sangat penting belakang ini. Apalagi, di tengah sejumlah krisis yang terjadi secara global.
“Peran pertanian sangat penting, yaitu sebagai penyangga kecukupan pangan. Apalagi, saat ini terjadi kelangkaan pangan. Krisis ini bersifat global yang disebabkan oleh pandemi Covid-19, climate change, dan perang Rusia-Ukraina, juga kondisi ini diperkirakan lebih buruk di tahun ini,” jelasnya.
Sementara, Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan Indonesia patut bersyukur tidak mengalami kekurangan pangan. Bahkan akhir tahun ini diperkirakan masih mengalami surplus beras.
Namun demikian, tetap perlu diperhatikan distribusi dan aksesibilitas pangan serta diversifikasi pangan dan substitusi impor.
”Mengingat sektor pertanian adalah salah satu sektor penyangga selama pandemi Covid-19 dan menjadi sandaran tenaga kerja terbesar dibanding sektor lainnya, sudah seharusnya pertanian didorong untuk menjadi pilar utama perekonomian Indonesia,” ujarnya.
Dedi menjelaskan pertanian harus mampu mencukupi kebutuhan barang sekaligus jasa yang terkait. Dan untuk memajukan pertanian, khususnya meningkatkan kesejahteraan petani, peningkatan produksi dan produktivitas di sub sektor budidaya saja tidak cukup.
“Perlu diterapkan integrasi yang menyeluruh dari hulu sampai hilir, dari budidaya sampai pemasaran serta dukungan dari sektor di luar pertanian. Integrasi ini dimungkinkan terwujud dalam agribisnis modern,” ujarnya.
Disisi lain, penumbuhan wirausaha perlu terus didorong, terlebih bila dikaitkan dengan rasio kewirausahaan Indonesia yang pada tahun 2022 baru mencapai 3,47 persen.
”Jauh di bawah negara maju yang kategori rasio kewirausahaan minimal 12 persen dari populasi,” pungkasnya.
Kepala BBPP Binuang, Bambang Haryanto menyampaikan untuk mendorong penumbuhan wirausaha petani, pihaknya melaksanakan Pelatihan Kewirausahaan di Wilayah Food Estate.
”Ada sebanyak 6 angkatan (180 orang) dan 3 angkatan (90 orang) di Kota Palangka Raya. Sebanyak 270 orang petani di wilayah Food Estate kami siapkan yang memahami jiwa wirausaha,” jelas bambang. (JK/AG/SB05).