Martapura, sabanua.com – Beredar di media sosial potongan video dangdutan dalam kegiatan Penutupan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Kabupaten Banjar di Mataraman, Rabu (15/6) malam.
Ini disebabkan adanya video yang beredar di media sosial saat selesai penutupan diputar musik ngebit hingga penonton terbawa suasana lalu berjoget.
Padahal sebelumnya musik yang dibawakan yakni musik islami yang dibawakan japin gambus, namun setelah tamu undangan pulang, tiba – tiba para pemusik bergenre religi yang disewa pihak panitia malah membawakan lagu bara bara bere bere.
Lagu tersebut sebenarnya berasal dari Brazil dengan bahasa Portugis yang dipupolerkan Alex Ferrari. Namun kali ini liriknya dirubah jadi bahasa arab.
Pihak panitia Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Li Syi’Aril Islam ke-45 tingkat Kabupaten Banjar di Kecamatan Mataraman itu pun langsung memberikan klarifikasi melalui surat yang dilayangkan pada Kamis 16 Juni 2022 yang berisi;
Pelaksanaan MTQ sendiri telah resmi ditutup Wakil Bupati Banjar, Habib Idrus Al Habsyie, Rabu malam. Setelahnya muncullah kejadian kurang mengenakkan itu.
Camat Mataraman, Agus Hidayat, selaku panitia pelaksana MTQ mengaku sangat menyesalkan adanya lagu tersebut di panggung MTQ.
Menurutnya, lagu tersebut memang tidak pantas dibawakan dalam acara sekelas MTQ.
“Ini di luar kontrol panitia. Lagu dibawakan secara spontan oleh pemusik. Pada saat bersamaan, kami panitia di belakang masih sibuk menyediakan piala piagam buat peserta,” ujarnya.
Ia melanjutkan, pemusik gambus keyboard dari Pengaron itu disiapkan untuk backsound saat pembagian hadiah, usai pengumuman para pemenang.
“Saat pembagian hadiah secara simbolis dari wakil bupati masih lagu religi biasa saja,” terangnya.
Lalu, setelah wakil bupati, para tokoh ulama, dan tamu undangan penting semua sudah pulang, kemudian muncul lagu tersebut.
Agus mengaku saat lagu bara bara bere bere itu dinyanyikan, ia sudah merasa tidak enak, namun tidak dapat langsung menghentikannya, lantaran masih sibuk menyiapkan piagam piala.
“Mungkin lagu itu diminta oleh penonton hadir, karena mereka maju ke depan. Yang joget-joget itu saya lihat bukan dari kafilah, tapi anak muda yang menonton acara MTQ. Saya waktu itu juga langsung berkoordinasi dengan kapolsek, makanya hanya dua lagu saja sempat dinyanyikan,” paparnya.
Dengan adanya video viral tersebut, ia meminta maaf kepada seluruh masyarakat Kabupaten Banjar, dan menegaskan bahwa hal itu di luar kontrol panitia.
“Lagu itu murni di luar acara panitia, karena spontanitas pemusik. Awalnya juga kami menghendaki semua lagu yang dibawakan adalah religi yang bernapaskan islami,” pungkasnya.