Melalui Kesenian Populerkan wisata mangrove Kalsel

Melalui Kesenian Populerkan wisata mangrove Kalsel

Tanah Laut, Sabanua.com – Melalui Sendratari Pedjoeang Tabanio yang digelar para mahasiswanya nanti, bakal bisa mempopulerkan wisata mangrove di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.

Hal ini diterangkan oleh Kepala Program Studi (Prodi) Pendidikan Seni Tari STKIP PGRI Banjarmasin, Suwarjiya, hal ini dikarenakan hasil dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) itu akan dipertunjukan secara terbuka di lapangan Ekowisata Mangrove Pagatan pada 21 Desember nanti.

“Membangun daerah melalui tari. Mangrove Kalsel bisa lebih populer lagi dan berdampak terhadap ekonomi masyarakat dan lingkungan,” ujarnya, di laporkan Selasa, melalui virtual.

Poin lainnya dari program KKN itu, dikatakan Suwarjiya, melalui tari dapat membangun masyarakat yang cinta budaya dan tanah air.

“Menariknya, pertunjukan nanti melibatkan masyarakat setempat. Dibeberapa adegan akan lebih realistis. Sesuai dengan visi misi kami, tidak hanya membuat tari namun juga mengajarkan,” ujarnya.

Sendratari yang membawakan tokoh pejuang wilayah setempat, tidak lepas dari dukungan pemerintah daerah setempat.

“Selaku Perodi kami mengungkapkan terimakasih kepada pemerintah setempat. Ini sangat luar biasa. Kita ucapkan terimakasih untuk Bupati Tala Bapak Sukamta,” ungkapnya.

Nisa Sadin, Ketua tim produksi sendratari Pedjoeang Tabanio menarget 1.000 penonton dapat berhadir di pertunjukan yang juga menceritakan tentang sejarah Belanda dan rempah di Tanah Laut.

“Persiapan sampai saat ini masih lancar,” ujarnya.

Pertunjunkan yang kaya tentang sejarah itu, melibatkan pelajar setempat. Ada 50 penari , terdiri dari pelajar SMA Bati-Bati , SMAN 1 Takisung , SMKN 1 Takisung, Sanggar El-Baba dan Sanggar Samudra , MAN Tanah Laut, Remaja Karang Taruna Pagatan Besar dan warga sekitar Pagatan Besar.

Sendratari itu, diadaptasi dari beberapa sumber. Misalnya, dari Kai Mesran tokoh yang pernah andil dalam menjaga peninggalan Benteng Tabanio. Makalah Tabanio yang ditulis oleh Mansyur, seorang dosen Sejarah di FKIP ULM.

Selanjutnya, kisah sejarah yang ditulis oleh Al Hafizh Hasanuddin pada kumpulan cerita rakyat Tanah Laut Tahun 2014, koleksi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Tanah Laut. Dan terakhir, bersumber dari buku yang ditulis oleh Anggraini Antemas.

“Informasi lebih lanjut simak instagram : apm.production22 atau pendidikan_senitaribjm18. Youtube : apm.production21 dan facebook : apm produksi,” ujar Hafizah, tim produksi. (SB07)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *