MAKASSAR, sabanua.com – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan pertanian sudah tidak lagi bicara masalah wilayah, tetapi sudah bersifat global. Oleh karena itu, kolaborasi menjadi kata kunci model bisnis pertanian.
Hal tersebut disampaikan Mentan pada malam puncak Sarasehan Petani Milenial “Local Champion” 2023 di Hotel Claro Makassar, Sulawesi Selatan, 20 – 22 Juli 2023. Pelaksanaan sarasehan ini adalah kali kedua setelah sebelumnya digelar tahun 2022.
Dalam kegiatan itu, disalurkan KUR kepada 225 orang Petani Milenial binaan eselon satu lingkup Kementan penerima manfaat dengan total Rp10.471.000.000
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Kementerian Pertanian telah menetapkan arah kebijakan pembangunan pertanian, yaitu Pertanian Maju, Mandiri, dan Modern.
“Arah kebijakan ini menjadi pedoman untuk bertindak cerdas, cermat dan akurat bagi jajaran Kementerian Pertanian dalam mencapai kinerja yang lebih baik, mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki, memanfaatkan teknologi mutakhir, dan korporasi petani sesuai arahan Bapak Presiden,” katanya.
Untuk itu, Mentan berharap kegiatan ini mampu menghasilkan strategi penumbuhan usaha, jejaring pasar, pertukaran teknologi dan inovasi, serta mitigasi perubahan iklim global.
“Kolaborasi menjadi kata kunci model bisnis pertanian. Kita sudah tidak bicara wilayah, seperti Jawa, Sulawesi atau Kalimantan, tapi global. Jadi sangat penting konektivitas antar kalian (peserta sarasehan) untuk membangun ekosistem,” tuturnya.
Mentan pun berharap setelah sarasehan para peserta dapat berkolaborasi antar peserta maupun dunia usaha.
Mentan menambahkan, mengurus pertanian mungkin tidak akan membeli kemewahan, tapi mendapatkan ketenangan.
“Kalian akan tenang, tetap bisa makan dan hidup berkecukupan. Kalian di sini sudah di tempat yang benar untuk menuju kehidupan yang lebih baik. Pertanian itu menguntungkan, pertanian itu tidak kotor itu citra dahulu, kalian yang bikin pertanian itu keren dan menguntungkan,” katanya.
Menurutnya, ciri petani milenial adalah militan, punya rasa ingin tahu yang tinggi dan menguasai teknologi dan mempunyai jejaring yang luas.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan kegiatan ini akan mengusung seluruh program unggulan
Kementerian Pertanian.
“Terutama program-program yang inovatif dan kolaboratif dalam menumbuhkan wirausaha muda pertanian,” ujarnya.
Salah satunya Program TANI AKUR (Petani Milenial Akses KUR) . Dedi menjelaskan, TANI AKUR merupakan kolaborasi yang hadir untuk mempermudah akses pembiayaan dengan bunga yang terjangkau.
“Dengan pembiayaan yang mudah diharapkan akan mampu mendorong peningkatan skala usaha petani milenial,” katanya.
Selain itu, program utama Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dalam regenerasi petani adalah Petani Milenial. Dalam kegiatan ini, 500 orang Petani Milenial hadir bersama Mahasiswa Polbangtan dan tamu undangan sehingga total ada 700 orang.
Melalui acara ini dipertemukan petani milenial dengan pihak perbankan dan dunia usaha dengan harapan setelah pulang dari sarasehan ini, mereka menjadi local champion di daerahnya masing masing
Dedi berharap kegiatan ini dapat melahirkan local champion petani milenial yang merupakan kolaborasi seluruh Eselon 1 lingkup Kementerian Pertanian untuk mempercepat peran aktif petani milenial dalam pembangunan pertanian Indonesia.
Agenda pada Sarasehan Petani Milenial Tahun 2023 sendiri diisi dengan berbagai kegiatan, seperti Pameran Produk Unggulan Pertanian, Team Building dan Pembentukan Kelompok, Motivator “Membangun Bisnis Kreatif bagi Petani Milenial”.
Selain itu, ada kegiatan Launching Aplikasi Learning Management System (LMS), YESS Award, Penghargaan Local Champion 2023 (Petani Milenial Akses KUR).
Hadir pada acara pembukaan Wakil Bupati Bulukumba, Kepala Dinas Pertanian Bantaeng, Kepala Dinas Pertanian Bulukumba, Pimpinan Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian, Pimpinan Eselon II Lingkup Kementerian Pertanian, Pimpinan Perbankan Penyalur KUR (Kredit Usaha Rakyat) dan Perwakilan Dunia Usaha dan Dunia Industri.
Sejumlah petani milenial yang dihadirkan secara online memberikan motivasi pada rekan sesama milenial yang hadir.
Di antaranya Ade, petani tanaman hias dan ekportir, ia membagikan motivasi dalam berbisnis pertanian, yang ia dapat langsung dari Mentan Syahrul.
“Start from the end, mulailah dari mencari pasar baru memutuskan menanam komoditas apa?” ujarnya.
Tanaman hias milik Ade sendiri memiliki pasar ekspoe hingga ke Eropa, Amerika, Korea, Jepang, dan Singapura.
Selain itu ada Agung Wedha, Eksportir Buah, Distributor Sayur dan. Petani Hortikultura dengan komunitas Petani Muda Keren, petani asal Bali ini mengatakan untuk menjadi petani yang sukses harus punya modal 6 M.
“3M yang pertama adalah Melihat,
Mendengar dan Melakukan. Melihat dari contoh petani yang sukses, datangi mereka kemudian mendengar dalam arti belajar setelah itu melakukan,” katanya.
“Setelah itu kalian akan butuh 3 M kedua yaitu Mindset, Modal, dan Management. Untuk sukses harus punya mindset yang baik, Modal dibutuhkan untuk akselarasi pertumbuhan usaha, disitu kita di-support melalui KUR dan yang terakhir management yang profesional dalam pengelolaan bisnis akan mengantarkan kita pada kesuksesan,” tandasnya. (JK/AG/SB05)