BWS Kalimantan III Angkat Tema Water For Peace di Hari Air Sedunia Ke-32

RANTAU, sabanua.com – Dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia Ke-32, Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III menggelar penanaman 500 pohon, Senin (4/3/2025).

Kegiatan tersebut bertemakan Water For Peace. Di mana tema ini fokus utamanya adalah kompleksitas isu air global yang dapat menciptakan perdamaian.

Secara simbolis penanaman pohon dilakukan oleh Gubernur Kalsel yang diwakili oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Provinsi Kalsel, Nurul Fazar Desira bersama Pj Bupati Tapin, Muhammad Syarifuddin dan Kepala BWS Kalimantan III, I Putu Eddy Purna Wijaya.

Gubernur Kalsel, diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesra Provinsi Kalsel, Nurul Fajar Desira mengajak semua pihak untuk bersama-sama memupuk semangat untuk pelestarian lingkungan.

Salah satunya dengan membuang sampah pada tempatnya dan hemat dalam menggunakan air.

“Semoga melalui peringatan Hari Air Sedunia, dapat meningkatkan rasa syukur kita dan karunia yang maha kuasa,” harapnya.

Disisi lain, Pj Bupati Tapin, Muhammad Syarifuddin juga merasa senang dengan penanaman pohon yang dilakukan oleh BWS Kalimantan III.

“Kami sangat menyambut gembira penanaman pohon ini apalagi dipusatkan di Taman Irigasi yang diketahui khusus untuk irigasinya akan mengairi persawahan di Tapin,” ucapnya menyambut baik kegiatan yang digelar BWS.

Sementara itu, Kepala BWS Kalimantan III, I Putu Eddy Purna Wijaya mengatakan dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia Ke-32 ini pihaknya akan menanam ratusan bibit pohon.

“Ada 500 bibit pohon yang kita tanam pada hari ini. Kita tanam 350 bibit pohon di Taman Irigasi dan 150 bibit pohon di Bendung Linuh,” ujarnya.

Eddy mengatakan bahwa sebelumnya dalam peringatan yang sama pihaknya juga telah menanam sebanyak 4.444 pohon.

“Rinciannya 1.360 bibit pohon di embung kampung Banjar, 2.351 bibit di Bendungan Tapin, 200 bibit di Embung Kebun Raya, 300 bibit di long storage Barito Kuala, dan 33 bibit pohon di Teluk Kelayan,” jelasnya.

Dari ribuan bibit pohon yang ditanam kebanyakan bibit pohon buah-buahan yang merupakan memang khas Kalimantan.

“Jadi pohonnya bisa dijaga dan buahnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat langsung,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *