BANJARMASIN, sabanua.com – Antisipasi dampak perubahan iklim ekstrim kekeringan (El Nino) agar tidak berdampak terhadap penurunan produksi pangan. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) terus memacu pemerintah daerah, Jumat (11/8/2023).
Mentan SYL menyampaikan bahwa Provinsi Kalimantan Selatan sebagai salah satu lumbung pangan nasional menjadi perhatian serius Kementan RI untuk dilakukan pengawalan dan didorong menerapkan berbagai program terobosan yang operasional.
Pada rakor dihadiri Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor beserta jajaran terkait lingkup Pemprov, Ketua DPRD Kalsel Supian HK, forum pimpinan daerah, dan seluruh kepala dinas pertanian di 13 kabupaten/kota se-Kalsel, serta pihak terkait lainnya.
Mentan SYL menuturkan produksi pangan di Provinsi Kalsel sebenarnya tidak memiliki persoalan. Kalsel adalah lumbung pangan nasional, khususnya sebagai penyangga pangan Pulau Kalimantan.
Maka harus meningkatkan lagi pengalaman dan praktik-praktik yang sudah berjalan dengan baik dalam menanggulangi perubahan iklim ekstrem kekeringan.
“Provinsi Kalsel adalah salah satu daerah penopang pangan nasional, selain enam daerah lainnya. Saya minta Kalsel menyiapkan lahan untuk hadapi El Nino ini 100 ribu hektare, kita booster untuk menghasilkan pangan,” jelasnya.
”Kita terapkan Tatik Laju yaitu tanam, petik, olah, jual. Kita susun agenda aksinya sampai dengan marketnya. Jangan hanya tanam saja. Hasilnya kita simpan di pergudangan yang ada untuk suplai kebutuhan masyarakat hingga Papua,” lanjutnya.
Pertemuan terkait antisipasi iklim El Nino ini sangat relevan dan penting sekali, karena kalau tidak diantisipasi dengan baik, El Nino mempunyai dampak yang signifikan terhadap penurunan produksi minyak pangan.
Kementan memiliki beberapa upaya dalam mengantisipasi dan adaptasi dampak El Nino, yakni identifikasi dan mapping lokasi terdampak kekeringan, serta mengelompokkan menjadi daerah merah, kuning dan hijau.
Selanjutnya, percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan dan peningkatan ketersediaan alsintan untuk percepatan tanam. Kemudian peningkatan ketersediaan air dengan membangun, memperbaiki embung, dam parit, sumur dalam, sumur resapan, rehabilitasi jaringan irigasi tersier dan pompanisasi.
“Kita melawan El Nino ini juga dengan penyediaan benih tahan kekeringan dan hama penyakit, program 1.000 hektare adaptasi iklim, pengembangan pupuk organik, dukungan pembiayaan KUR dan asuransi pertanian, dan penyiapan lumbung pangan sampai level desa,” ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur Kalsel mengapresiasi upaya Kementan RI dalam mendorong pemerintah Provinsi Kalsel dan petani dalam mengantisipasi dampak El Nino.
Sahbirin Noor juga menyanggupi untuk penyediaan 100 ribu hektare areal pertanian dalam rangka meningkatkan produktivitas padi.
“Lokasinya tersebar di semua kabupaten,” ucapnya.
Meskipun berdasarkan prakiraan BMKG bahwa curah hujan di Kalsel pada bulan Agustus sampai Oktober 2023 pada kategori rendah dan diklasifikasikan ke dalam El Nino rendah sampai sedang, namun perlu ada upaya antisipasi dan adaptasi El Nino di sektor pertanian.
“Kami sangat mendukung arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo antisipasi El Nino ini dengan cara identifikasi dan mapping lokasi terdampak kekeringan serta mengelompokkan menjadi daerah merah, kuning dan hijau, percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan dan lainnya hingga penyiapan lumbung pangan hingga tingkat desa,” ujarnya.
Sahbirin mengungkapkan saat ini Provinsi Kalimantan Selatan untuk mengantisipasi El Nino melaksanakan gerakan nasional (Gernas) dari bulan Juli sampai dengan September seluas 70.061 hektare yang tersebar di 13 kabupaten/kota. Perkiraan produksi padi sampai dengan bulan September 2023 berdasarkan kerangka sampel area (KSA) BPS sebanyak 646.074 ton gabah kering giling (GKG).
“Mudah-mudahan, dengan adanya pertemuan koordinasi ini, memajukan pertanian di Kalimantan Selatan ke tingkat yang lebih baik lagi, sehingga berhasil menjadi penyangga pangan ibu kota negara serta menjadi lumbung pangan nasional. Antisipasi El Nino mulai sekarang siap tangguh lawan bencana,” tandasnya.
Usai kegiatan, Plh Kepala BBPP Binuang Dr Joko Tri Harjanto yang hadir dalam giat juga menyampaikan BBPP Binuang terus mendukung kondisi ini dengan partisipasi aktif terhadap penanggulangan El Nino melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan.
”Dalam giat pelatihan dan pendampingan yang ada di kami, selalu kami sisipkan materi penanggulangan gejala El Nino,” jelas Joko. (JK/AG/SB05)