| Idul Fitri | – Narasi Persatuan Bupati Wiyatno Bergema, Serukan Andil Rakyat Bangun Kapuas 

Peranan masyarakat penting untuk mewujudkan pembangunan yang kental dengan manfaat

Bupati Kapuas HM Wiyatno didampingi Wakil Bupati Kapuas Dodo memberikan sambutan saat acara Gebyar Gema Takbir Idul Fitri, Minggu malam (30/3/2025). Foto : Diskominfo Kapuas

 

“Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. La Ilaha Illallahu Wallahu Akbar. Allahu Akbar Wa Lillahil Hamdu,” begitulah lantunan kalimat takbir dari mulut Bupati Kapuas HM Wiyatno saat menyentuh khidmat perayaan Gebyar Gema Takbir Idul Fitri 2025 ini.

Membersamai masyarakat yang semangat merayakan hari kemenangan selepas berjuang mendulang keberkahan di bulan suci ramadan. Wiyatno tak membuang kesempatan, momentum penuh kehangatan ini dirasa tepat untuk menyerukan lagi narasi persatuan – rasa saling memiliki dan kepedulian terhadap nasib daerah.

Oleh, Muhammad Fauzi Fadilah

Rintik hujan membasahi bumi, bertepatan takbir bersahutan selepas magrib, Dipastikan Idul Fitri 1446 Hijrah jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.

Di tepi Sungai Kapuas yang legendaris, Minggu malam (30/3) di depan rumah jabatan bupati, pemerintah menggelar Pawai Gebyar Gema Takbir Idul Fitri. Ada ratusan mobil berhias pernak pernik nuansa islami, berjejer rapi menunggu aba-aba Bupati Kapuas untuk memulai arak-arakan keliling kota.

Totalnya ada 129 peserta. Mulai dari kelompok SKPD Pemkab Kapuas, masjid, desa hingga relawan menjadi peserta Gema Malam Takbir ini.

Cuaca mendung, sempat turun hujan tipis, tak begitu berarti bagi masyarakat yang ingin bersuka cita, datang turut memasang mata menyaksikan gelaran saban tahun ini. Ada yang berkumpul di sekitar rumah jabatan Bupati Kapuas ada juga yang menanti berjejer di pinggir jalan.

Sholat Isya selesai, acara inti di panggung utama dipersiapkan untuk dimulai. Bupati Kapuas HM Wiyatno beserta Wakil Bupati Kapuas Dodo ada di dalam suasana senang itu, turut didampingi para pejabat lain serta panitia pelaksana.

Singkat cerita, tibalah waktu sang bintang memberikan sambutan. Wiyatno didampingi partner setianya yakni Dodo mereka bertatapan muka dan memberikan salam hangat untuk para pejabat hingga tokoh masyarakat Kapuas.

Tak lupa diawal perkataan, Wiyatno menyampaikan permintaan maaf, lahir batin untuk semua jajaran di Pemkab Kapuas ditujukan kepada seluruh masyarakat.

Niat Hati : KolaborAksi Wiyatno 

Bupati Kapuas HM Wiyatno menyerukan narasi persatuan ditujukan untuk seluruh entitas masyarakat agar tak segan berkontribusi membangun dan menghantar Bumi Tinggang Menteng Panunjung Tarung meraih potensi terbaiknya sebagai salah satu daerah strategis di Kalimantan Tengah bahkan nasional.

Wiyatno to the point saja. Suasana Gebyar Gema Takbir ini dianggap tepat untuk menyambung rasa antara pemerintah dengan masyarakat.

“Saya bersama Bapak Dodo dalam memimpin daerah mohon dukungan dari bapak ibu sekalian. Agar kedepan segala hambatan dan permasalahan bisa kita lewati bersama, sehingga kita bisa bersama-sama membangun Kabupaten Kapuas,” ungkapnya didampingi Wakil Bupati Kapuas Dodo berhadapan dengan masyarakat yang antusias menyaksikan pawai itu.

Bahasa Wiyatno terdengar cukup sederhana, namun jika dipahami seksama inti yang dimaksud sangat jelas dan lugas. Malam tadi, watak merangkul ini kembali ia tunjukkan. Ia juga komitmen membuka lebar ruang dialektika sehat bagi kelompok maupun individu masyarakat.

“Dengan adanya dukungan semua pihak, sehingga kita bisa bersama-sama membangun Kapuas yang maju semakin lebih maju, yang baik menjadi lebih baik, yang sudah berkah menjadi lebih berkah lagi,” timpal politikus andalan PDI Perjuangan ini.

Berkaca dari sikap Wiyatno itu, maka jelas yang ia inginkan bukan sembarang KolaborAksi. Sepertinya, ia mengidam-idamkan bisa terjadi mutualisme massa yang sehat;bergerak seirama;se-pemikiran untuk maju dengan sandaran niat menjunjung tinggi kepentingan masyarakat dan daerah.

“Kita ingin, Kabupaten Kapuas selalu mendapatkan keberkahan,” ujarnya Ketua DRPD Provinsi Kalimantan Tengah periode (2019-2024) itu.

Kepemimpinan Wiyatno bersama Wakil Bupati Kapuas Dodo, hari ini tentu saja masih seumur jagung. Malam tadi, genap sudah 40 hari mereka kerja sejak dilantik Presiden Prabowo Subianto pada 20 Februari 2025 di Jakarta.

Menuju 100 kerja ini, mereka cukup bergerak serasi. Kadang berpencar untuk mengantongi masalah yang ada di daerah, seperti isu sosial, ekonomi, pendidikan hingga lingkungan hidup.

Membumi, Bukan Pejabat Elitis

 

Narasi yang mengandung bahasa persatuan yang kuat terkonsentrasi sejak awal ini, kerap terhembus pada setiap kesempatan berinteraksi dengan masyarakat. Bagi Wiyatno – Dodo peranan masyarakat sangat penting untuk kemajuan daerah.

Menyaksikan ekspresi , perkataan hingga jejak rekam mereka ini. Seperti menunjukkan adanya kesadaran diri dan kerendahan hati.

Sekali ini, penulis coba berbaik sangka menilai karakteristik kepemimpinan Wiyatno-Dodo. Individu mereka, tentu saja sangat jauh dari perangai pejabat elitis : menganggap diri sebagai elit sosial yang sukar berpikir ataupun bertindak untuk golonga yang bukan dari kelas tertentu.

Dari prespektif umum kenegarawanan. Apa yang dilakukan Wiyatno – Dodo adalah salah satu tindakan yang diharuskan untuk kemajuan bangsa, syaratnya bersatu dalam kebaikan. Secara langsung juga bisa mengikis potensi pecah belah sosial masyarakat pascapilkada 2024.

Langkah-langkah awal kepemimpinan untuk penyelarasan hati dan pikiran antara pemimpin dengan masyarakat ini, dinilai penting. Agar, semua rencana pembangunan daerah tidak terhalang oleh hal yang tak perlu. Jika dibiarkan, maka yang dirugikan adalah masyarakat itu sendiri.

Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kapuas Lautan Edward Nasution mengatakan sejauh ini gerakan Wiyatno – Dodo cukup mempunyai inisiatif untuk mendekat pada persoalan publik – daerah.

“Apresiasi untuk Wiyatno – Dodo. Di awal-awal menjabat ini, hemat saya dua figur ini sudah memulai langkah yang tetap. Saya tebak, keduanya tipikal pemimpin yang akan pasang badan menghadapi permasalahan di daerah” ungkapnya.

Tokoh jurnalis senior yang akrab disapa Nasution ini memberikan catatan untuk kepemimpinan Wiyatno – Dodo. Ia bilang era ini pemerintah harus berpikir dan bertindak agresif tanpa meninggalkan kepentingan sosial budaya dan progresif tujuan untuk maju yang jelas.

“Rasa-rasanya mereka cukup energik ya untuk menjangkau prestasi yang besar. Berpengalaman, punya kemampuan dan kuat. Saya kira, kehadiran Wiyatno – Dodo adalah kesempatan memulai akselerasi pembangunan yang kongkrit, misalnya meningkatkan konsentrasi di sektor pangan, ekonomi, pendidikan, pemerintah, politik hingga lingkungan hidup,” ujarnya.

Nasution bilang masa pemerintahan Wiyatno – Dodo ini memang harus didukung banyak entitas masyarakat Kapuas. Serta harus ada terobosan besar yang kental dengan manfaat untuk hajat hidup orang banyak.

“Sepanjang periode ini, Wiyatno – Dodo saya kira harus fight. Terukur merancang program, teliti pada setiap langkah dan konsisten untuk memperjuangkannya. Jika tidak dilakukan, mereka akan tenggelam dalam sejarah,” ungkapnya.

Misi Wiyatno – Dodo yakni Bersinar akronim dari poin janji politik mereka : mewujudkan masyarakat dan daerah yang mampu ‘bedaya saing, sejahtera, indah, aman dan religius’.

“Anggap saja jika ada warisan lampau gelap gulita tak terarah. Maka, pasangan Wiyatno – Dodo Bersinar ini harus memberikan cahaya yang terang benderang,” cetus Nasution.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *