RANTAU, sabanua.com – Pemkab Tapin gelar paparan Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) 2025. Pertambangan menjadi topik menarik, Kamis (21/3/2024).
Salah satu hal yang mengemuka ialah ketimpangan ekonomi di sektor pertambangan batu bara dan pertanian.
“Penduduk Tapin yang bekerja di sektor tambang tak lebih dari lima persen, tapi sektor tambang menguasai 45 persen,” ujar Sekda Tapin Sufiansyah.
Diketahui pada 2023 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tapin bertumpu pada sektor pertambangan sebesar 44,5 persen dan pertanian 14,26 persen.
Dari data tesebut artinya setengah PDRB Kabupaten Tapin ada di pertambangan. Kemudian ada kesenjangan yang luar biasa antara dominasi ekonomi dan serapan tenaga kerja lokal.
“Sebagian besar masyarakat Tapin bekerja sebagai petani,” ungkapnya.
Sufiansyah mengatakan Pemkab Tapin jangan bangga dengan tingginya pendapatan per kapita.
Karena bisa saja bukan menggambarkan suatu realitas ekonomi masyarakat.
“Pendapatan per kapita kita tinggi, itu bukan menggambarkan suatu real, mungkin ada saja yang lebih dari itu atau mungkin jauh minim dari pada itu,” ujarnya.
Berdasarkan data paparan RKPD Tapin ini, hasil pencapaian PDRB per kapita menunjukkan tren yang terus meningkat setiap tahun. Pada 2018 rata-rata mencapai Rp42,31 juta per kapita dan terus mengalami peningkatan hingga Rp65,61 persen per kapita pada 2022. (SB06)