PD-IPI Tapin Gelar Bimtek Menulis Budaya Lokal, Bentuk Komunitas Penulis Tapin

 

Ikatan Pustakawan Indonesia (PD-IPI) Kabupaten Tapin menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) di Yota Cafe Rantau.

RANTAU, sabanua.com – Dalam rangka memperingati Hari Pustakawan Indonesia ke-52, Ikatan Pustakawan Indonesia (PD-IPI) Kabupaten Tapin menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Menulis dan Penyusunan Antologi Berbasis Budaya Lokal, Senin (07/07/2025).

Ketua PD-IPI Tapin Estiatien Johan mengatakan, kegiatan ini merupakan lanjutan dari gerakan literasi yang sebelumnya diinisiasi bersama Forum TBM Tapin, dan kini diarahkan untuk menghasilkan karya tulis berupa cerpen dan puisi yang mengangkat budaya lokal Tapin.

“Kita ingin merawat budaya lokal lewat tulisan. Ini momen penting karena tidak hanya memperingati Hari Pustakawan, tapi juga melahirkan karya nyata berupa antologi budaya,” ujar Estiatien.

Sebagai narasumber utama, panitia menghadirkan Pratiwi Juliani, penulis nasional dan Ketua Yayasan Penghargaan Sastra Kusala Sastra Khatulistiwa

Karya para peserta yang terdiri dari pustakawan, pegiat literasi, dan masyarakat umum akan dikumpulkan selama satu bulan, lalu dikurasi oleh Pratiwi. Buku hasil kurasi direncanakan akan diterbitkan dan dilaunching pada Hari Jadi Kabupaten Tapin mendatang.

“Kami harap buku ini menjadi suara Tapin dalam bentuk sastra baik itu cerita rakyat, kesenian, atau nilai-nilai lokal yang dikemas dalam bentuk fiksi,” tambah Estiatien.

Bersamaan dengan kegiatan ini, PD-IPI Tapin juga menginisiasi pembentukan Komunitas Penulis Tapin. Musyawarah pembentukan dijadwalkan pada 7 Juli 2025, dengan jumlah anggota awal sebanyak 32 orang.

“Selama ini para penulis Tapin sudah berkomunikasi melalui grup, dan kini saatnya kita bentuk wadah resmi agar bisa bergerak bersama,” jelas Estiatien.

Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Tapin Yuspianur menegaskan bahwa pihaknya mendukung penuh kegiatan ini, termasuk pembentukan komunitas penulis Tapin.

“Ini kelanjutan dari diskusi literasi yang kami gelar Juni lalu. Aspirasi para penulis sudah kami tampung, dan kini difasilitasi lewat kegiatan ini. Harapannya komunitas ini bisa bergabung dalam Forum TBM Tapin,” ujarnya.

Ia menambahkan, Forum TBM Tapin juga menargetkan berdirinya satu TBM di setiap desa. Ia berharap TBM dan perpustakaan desa bisa bersinergi dalam meningkatkan budaya baca masyarakat.

“TBM ini hadir dari masyarakat untuk masyarakat. Kalau perpustakaan itu bagian dari pemerintahan, maka TBM adalah ruang alternatif yang hidup karena komunitas,” tutup Yuspianur.

Dengan sinergi antara PD-IPI, TBM, dan para penulis lokal, Tapin mulai menapaki jalan panjang membangun peradaban literasi berbasis identitas lokal. Sebuah langkah menuju Tapin yang cerdas dan berbudaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *