Rantau, sabanua.com – Beredar kabar konversi atau migrasi dari Gas LPG khususnya ukuran 3KG ke kompor Induksi atau kompor listrik memberikan rasa khawatir dari warga. Salah satunya adalah membengkaknya biaya bulanan rumah tangga untuk bayar Listrik.
Salah seorang warga, Maya mengatakan terkait migrasi dari gas 3KG ke Kompor listrik sangat memberatkan dirinya. Terlebih saat ini menggunakan listrik dengan token. Yang rata- rata tiap bulan menghabiskan sebesar 400 ribu rupiah.
“Kalau menggunakan kompor listrik untuk memasak berapa tagihan listrik yang perlu dibayarkan,” Bebernya.
Menurutnya, kalaupun nanti gas 3KG dihapuskan dan diminta menggunakan kompor induksi, dirinya berharap ada kebijakan baru untuk masyarakat. Seperti subsidi listrik dan lainnya.
Pantauan di Pasar Keraton Rantau, belum adanya aktivitas jual-beli kompor listrik. Warung-warung makan di pasar juga masih menggunakan gas elpiji tiga Kilogram.
Hal yang sama di akui oleh seorang warga, Yaya terkait penerapan penggunaaan kompor listrik, pihaknya belum siap.
“Tidak semua peralatan masak di rumah kami menggunakan merk yang stainless steel, masa harus beli ganti semuanya. Yang benar saja lah,” Tegasnya.
Menurutnya, masyarakat sudah begitu akrab dan terbiasa dengan gas elpiji. Mau berapapun harganya pasti beli.
“Kalau dihilangkan gas dan wajib pake kompor listrik, trus kalau listrik padam, kita tidak usah makan kah,” ungkapnya.
Sementara itu, Kabid Stabilisasi dan Sarana Distribusi Dinas Perdagangan Kabupaten Tapin, Supriadi mengatakan untuk gas elpiji tiga kilogram terjadi kenaikan di Kabupaten Tapin.
“Saat ini gas 3kg harganya dipasaran mencapai 40 hingga 45 ribu per tabung,” jelasnya.
Supriadi mengatakan penyebab terjadinya kenaikan ini karena distribusi ke pangkalan ada pengurangan.
“Menindaklanjuti hal ini, Disdag Tapin akan melakukan monitoring secara langsung ke pangkalan dan pengecer,” jelasnya.
