Purworejo, sabanua.com – Tindakan penangkapan warga yang kontra atas penambangan andesit di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, oleh aparat keamanan mendapatkan respon keras dari Pengurus Pusat Pemuda Katolik.
Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Stefanus Asat Gusma sangat mengecam adanya tindakan penangkapan yang dialami oleh warga. Menurut Gusma tidak dapat dibenarkan melakukan represifitas atas nama pembangunan, dan dirinya meminta semua pihak memegang dan mengutamakan prinsip kemanusiaan dengan memilih pendekatan yang efektif.
“Wadas menjadi ironi bagi kita semua sebagaimana atas nama pembangunan justru mengorbankan nilai kemanusiaan. Pemuda Katolik berdiri berpihak kepada rakyat yang mengalami kesewenang–wenangan dan ketidak adilan” ujar Gusma.
Gusma meminta Kapolri bertanggungjawab jika dugaan adanya tindak kekerasan dan represif di Wadas terus berlanjut, serta meminta Polri mengusut tuntas dan memberikan sanksi bagi aparat kepolisian jika ada yang melakukan kekerasan terhadap warga Desa Wadas.
Gusma pun mempertanyakan sekaligus menagih janji Visi PRESISI Kapolri dimana Polri akan Prediktif, Responsibilitas dan Transparansi Berkeadilan sebagaimana disampaikan Jenderal Listyo pada saat fit & proper test sebagai Calon Kapolri. Ini momentum pembuktian bagi Polri yang Presisi!.
“Janji Jenderal Listyo waktu itu bagaimana Polri mampu menakar tingkat gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat melalui analisis berdasarkan pengetahuan data dan metode yang tepat sehingga dapat dicegah sedini mungkin dan mampu melaksanakan tugasnya secara cepat dan tepat ; responsif ; humanis ; transparan, bertanggungjawab dan berkeadilan. Maka untuk itu dengan kasus Wadas ini apakah janji itu sudah ditunaikan?” tutur Gusma.
Pemuda Katolik pun meminta pihak–pihak terkait untuk melakukan dialog dan memberikan atensi persuasif sehingga tidak terulang kejadian yang serupa. Jawa Tengah warganya guyub, rukun dan gotong royong, jadi rembug bersama adalah solusi dari persoalan di Wadas.
Gusma juga sudah menginstruksikan kader dan pengurusnya di Jawa Tengah, khususnya di Purworejo untuk turun ke lapangan, berkoordinasi dan bergabung dalam aliansi perjuangan dalam rangka terlibat dan berpihak dalam kasus Wadas ini.
Ketua Pemuda Katolik Komda Jawa Tengah, Mita Hanna, menyampaikan bahwa dirinya sedang menjalin komunikasi dan koordinasi intens dengan pengurus dan kader di Purworejo. “Pengurus Pusat sudah memberikan kami arahan untuk terlibat dalam perjuangan ini, maka kami punya kewajiban mengawal kasus ini sampai tuntas” ungkap Mita. Menurutnya, Kader Pemuda Katolik di Purworejo secara aktif mengawal dan berkomunikasi secara intens dengan berbagai pihak termasuk dengan warga, OKP, Polres, dan pemerintah setempat dalam rangka ikut menjembatani persoalan ini. “Sikap Pemuda Katolik sudah jelas berpihak pada prinsip keadilan dan kemanusiaan” imbuhnya.
Mita juga meminta Kapolda untuk bertanggungjawab jika sampai terjadi tindak kekerasan kepada warga yang dilakukan oleh anggota kepolisian. “Kapolda harus berani memberikan jaminan keamanan kepada masyarakat Wadas” tegasnya.
Kepada Gubernur Jawa Tengah, Mita berharap pemerintah hadir sebagai penengah sekaligus pelindung warganya.
Istas, Ketua Pemuda Katolik Purworejo mengatakan, bahwa dirinya secara langsung ikut ambil bagian mengawal kasus ini. “Kami bersama kawan-kawan OKP lainnya juga berusaha seobyektif mungkin dalam mengawal kasus ini. Apapun yang terjadi kami menolak adanya tindak kekerasan maupun provokasi” terangnya. (SB04)