Martapura, sabanua.com – Malam hari merupakan waktu yang paling indah dan nikmat untuk para umat muslim menjalankan perintah Allah SWT sebagai hamba dan siang hari sebagai khalifah.
Hal tersebut disampaikan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Prof Dr KH Nasaruddin Umar MA pada tausyiahnya saat Sholawatan dan Tausyiah yang rutin digelar setiap bulan di Bumi Sholawat Alam Roh 88, Desa Kiram, Kabupaten Banjar, Minggu (5/2/2023) Malam.
Prof Dr KH Nasaruddin Umar MA mengatakan, waktu sholat lebih banyak dilaksanakan di waktu malam hari seperti Sholat Magrib, Isya, Tahajud, Tarawih, Witir, dan Subuh sedangkan siang hari Sholat Dhuha, Dzuhur dan Ashar.
“Jadi seolah-olah pembagian siang dan malam itu Allah SWT telah menghitung dua kapasitas kita diciptakan. Malam hari kita sebagai hamba dan siang hari kita menjadi khalifah,” katanya.
Ia menuturkan, diangkatnya Baginda Rasulullah Muhammad SAW juga pada saat malam hari. Dimana pada malam 27 Rajab beliau mendapat perintah untuk menunaikan sholat lima waktu sehari semalam.
“Untuk itu, siapa yang ingin mencapai tempat paling tingi dan paling mulia diatas situ harus menyiapkan waktu untuk banyak berlatih secara dalam perjalanan spiritual dimalam hari karena dibalik keheningan ada kenikmatan dalam menjalankan perintah Allah SWT,” ucapnya.
Kegiatan sholawat dan tausyiah tersebut sebelumnya diawali dengan pembacaan tilawatil qur’an oleh Qoriah Hj Raudah yang merupakan juara MTQ Nasional XXIX 2022 dan dilanjutkan dengan syair sholawat oleh Prof Dr KH Said Agil Munawar, Drs KH Ahmad Muhajir, KH Nartullah Jamaludin, dan KH Muhammad Ali tentang riwayat kedermawanan dan kasih sayang nabi Muhammad SAW kepada anak yatim.
Adapun Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor atau Paman Birin yang dalam kesempatan tersebut melalui Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Kalimantan Selatan, Muslim mengucapkan terimakasih atas kehadiran para ulama, habaib dan jamaah pada kegiatan yang rutin digelar
“Hari ini spesial karena bertepatan dengan peringatan Isra Mi’raj. Kami sangat berterimakasih atas kehadiran para tamu dan jamaah,” ucapnya.
Tak lupa dalam momen tersebut, Paman Birin juga menyampaikaan permohonan maaf atas ketidakhadirannya ditengah para jamaah karena ada kesibukan yang tidak dapat ditinggalkan.
“Untuk itu, saya mohon maaf apabila ada kekurangan dan kesalahan selama kegiatan,” ungkapnya.
Pada shalawatan dan tausiyah itu, doa penutup disampaikan Alimmul Fadhil Al Hafizh KH. Muhammad Wildan Salman.
Selain dihadiri warga dan ASN serta karyawan-karyawati Pemprov Kalsel, tampak hadir dalam shalawatan dan tausiyah itu diantara sejumlah ulama seperti Habib Ali bin Abdullah Alaydrus, KH. Mukri Yunus, Ustadz Supian Al Banjari serta Kepala SKPD di lingkup Pemprov Kalsel. (SB07)