KALSEL, sabanua.com – Salah satu permasalahan di daerah terpencil yakni keterbatasan akses listrik. Seperti di Kabupaten Kotabaru, dari data yang ada sekitar 23 persen penduduk belum memiliki listrik.
Desa-desa yang tidak memiliki akses listrik sebagian besar terletak di daerah pesisir yang terpencil, karena tantangan geografis untuk memasang jaringan listrik. Sebagian besar masyarakat pesisir di Kotabaru bekerja sebagai nelayan yang merupakan mata pencaharian utama mereka.
Kopernik pun hadir untuk membantu mereka, dengan mendistribusikan 4.526 lampu tenaga Surya ke-17 Desa di Kabupaten Kotabaru. Menjangkau lebih dari 21.000 penerima manfaat, yang meliputi rumah tangga dan fasilitas umum dengan kebutuhan penerangan yang mendesak.
“Sebelum distribusi lampu tenaga surya, penerima manfaat harus mengeluarkan uang untuk lampu minyak tanah yang berbahaya, atau menggunakan baterai aki basah, dan generator diesel untuk memberikan penerangan yang memadai untuk kegiatan malam seperti persiapan memancing, proses penangkapan ikan di tempat, dan kegiatan rumah tangga seperti memasak dan belajar,” ucap Direktur Kemitraan dan Pengembangan Usaha Kopernik, Arvin Dwiarrahman.
Tidak hanya itu, lampu minyak tanah digunakan tapi bisa mengeluarkan asap beracun dan karbon hitam sebagai produk sampingan dari pembakaran yang tidak sempurna.
“Baterai aki basah dapat mencemari padatan dan air tanah jika dibuang secara tidak benar karena asam sulfat dan komponen timbalnya, dan generator diesel mengandung lebih dari 40 kontaminan beracun, yang membahayakan kesehatan dan risiko lingkungan,” bebernya.
Berkat distribusi teknologi, masyarakat dapat memiliki akses ke solusi pencahayaan bersih dan meningkatkan produktivitas mereka. Arvin Dwiarrahman pun bekerjasama dengan pemerintah setempat untuk melakukan koordinasi dan pemantauan atas distribusi lampu tenaga surya ini.
“Termasuk memastikan protokol kesehatan yang ketat selama pendistribusian untuk mencegah penyebaran COVID-19. Demonstrasi produk dilakukan kepada pihak berwenang setempat. Sehingga mereka dapat memberi tahu masyarakat tentang cara menggunakan solusi pencahayaan bersih ini secara efektif dan membantu mempertahankan teknologi ini untuk jangka panjang,” jelasnya.
Lanjutnya, dengan distribusi teknologi tepat guna tersebut bertujuan agar masyarakat Kotabaru dapat belajar, membaca, memasak dan bekerja pada malam hari.
“jadidiperkenalkannya solusi pencahayaan bersih ini, bertujuan untuk memberdayakan masyarakat agar lebih tangguh dalam melakukan aktivitas sehari-hari, terutama di masa pandemi COVID-19,” pungkasnya. (SB03)