Rantau,sabanua.com – berkolaborasi dengan Kementerian Pertanian serta Perum Perhutani melaksanakan Penanaman Serentak Agroforestry Pangan dengan mengintegrasikan tanaman Padi Lahan Kering dengan Tanaman Serbaguna (Multi-Purpose Tree Species/MPTS) dengan pola agroforestry.
Ada 26 titik wilayah penanaman, dipusatkan di areal Hutan Kemasyarakatan KTH Tani Jaya 4, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat.
Diikuti secara virtual oleh enam wilayah termasuk Kalimantan Selatan dipusatkan di Kabupaten Tapin tepatnya di Desa Asam Randah Kecamatan Hatungun.
Staf Staf Ahli Menteri Kehutanan Bidang Hubungan Antar Lembaga, Fahrizal Fitri, S. Hut., M. P didampingi oleh Direktur Penyiapan Kawasan Perhutanan Sosial Marcus Octavianus Susatyo S. Hut., M. P. serta Kepala Balai PSKL wilayah Kalimantan Eko . Hut., MT , Plt Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Kalsel Isharwanto, serta Pj Bupati Tapin diwakili Asisten Pemerintah dan Kesra Zainal Abidin.
Kegiatan ini juga turut dihadiri UPT KLHK di Kalimantan Selatan, yang totalnya ada 7, yakni Kepala BKSDA Kalsel, Kepala Balia Pemantapan Hutan dan Tata Lingkungan Wilayah V, Kepala Balai Gakkum Wilayah Kalimantan, Kepala Balai Pengelolaan Hutan Lestari Wilayah IX Banjarbaru, Kepala Balai Penerapan Standarisasi Instrumen LHK Banjarbaru, Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim Wilayah Kalimantan dan Kepala Pengelolaan DAS Barito.
Staf Staf Ahli Menteri Kehutanan Bidang Hubungan Antar Lembaga, Fahrizal Fitri, S. Hut., M mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari optimalisasi pemanfaatan kawasan hutan secara berkelanjutan yang dilakukan dengan pendekatan pola agroforestry.
“Dengan mengintegrasikan tanaman pertanian dengan tanaman kehutanan untuk mencapai manfaat ekologis, ekonomi, dan sosial,” katanya.
Tujuan utama kegiatan ini adalah meningkatkan produktivitas lahan, memperkuat ketahanan pangan, serta mendukung kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan.
“Pengembangan dengan pola agroforestry juga dapat menjadi solusi adaptif dan mitigatif yang efektif untuk mendukung ketahanan pangan,” bebernya.
Karena ketahanan pangan bukan hanya tentang ketersediaan bahan pangan, tetapi juga tentang pengelolaan sumber daya alam yang bijak dan berkelanjutan.
“Dengan integrasi antara pertanian dan kehutanan, kita dapat memaksimalkan produktivitas lahan, mendukung kesejahteraan masyarakat, dan melindungi ekosistem,” ucapnya.
Tambahnya bahwa program ini tidak lain untuk mendukung swasembada pangan di Indonesia.
“Jadi dalam program ini tidak membuka lahan, tapi memanfaatkan lahan yang ada di mana lahan yang tadinya terbengkalai bisa menghasilkan,” pungkasnya. (SB03)