Tapin  

Ketua DPRD Tapin: Pentingnya Percepatan Pembentukan Redkar di Desa-Desa

RANTAU, sabanua.com – Kabupaten Tapin terus menggencarkan upaya mitigasi kebakaran dengan membentuk Relawan Pemadam Kebakaran (Redkar) di setiap desa dan kelurahan.

Namun, di balik antusiasme pembentukan Redkar, Ketua DPRD Tapin, Achmad Ribuan Syah, mengingatkan bahwa dukungan konkret dari pemerintah daerah masih sangat dibutuhkan.

Dalam pernyataannya, Iwan sapaan akrab Achmad Ribuan Syah mengungkapkan bahwa banyak relawan yang masih menghadapi tantangan besar dalam menjalankan tugasnya.

“Tidak sedikit relawan yang harus menggalang dana di jalan untuk biaya operasional. Ini kondisi yang tidak bisa kita biarkan,” ujarnya dengan nada prihatin pada Sabtu (12/10/2024).

Iwan mengakui bahwa keberadaan Redkar sangat vital untuk menangani kebakaran di daerah-daerah rawan, terutama di desa-desa yang jauh dari jangkauan pemadam kebakaran. Oleh karena itu, dia berjanji akan mendorong alokasi dana hibah dalam APBD 2025 untuk mendukung operasional Redkar.

“Mereka butuh sarana, prasarana, dan pelatihan yang memadai, bukan sekadar semangat saja,” tegasnya.

Desa Rawan Kebakaran Butuh Percepatan Pembentukan Redkar

Dari 135 desa dan kelurahan yang ada di Tapin, hingga Oktober ini baru 20 yang berhasil membentuk Redkar. Iwan mengingatkan bahwa waktu terus berjalan, dan percepatan pembentukan Redkar di desa-desa lain harus menjadi prioritas.

“Ini soal waktu, semakin lama kita menunda, semakin besar risikonya bagi desa-desa yang belum memiliki relawan,” ujarnya.

Di sisi lain, ia menilai Dinas Damkar Tapin perlu memperkuat sosialisasi dan pendampingan kepada masyarakat terkait pembentukan Redkar. Ia menyebut, pembinaan dan pelatihan teknis menjadi bagian penting dari keberhasilan Redkar.

“Relawan kita tidak hanya harus siap mental, tapi juga siap secara teknis dalam menangani kebakaran,” imbuh Iwan.

Redkar: Bukan Sekadar Relawan, Tapi Garda Terdepan Desa

Yandra, Kepala Bidang Damkar Tapin, menyampaikan bahwa pembentukan Redkar adalah salah satu langkah strategis yang bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan desa menghadapi ancaman kebakaran.

“Kami sangat mendukung usulan hibah dari DPRD. Hibah ini akan sangat membantu, bukan hanya untuk operasional, tetapi juga untuk pelatihan dan pengadaan alat-alat pemadam kebakaran yang memadai,” jelasnya.

Ia menambahkan, Redkar bukan sekadar relawan biasa. Mereka adalah garda terdepan yang akan memberikan respon cepat saat terjadi kebakaran di desa-desa.

Dengan pelatihan yang tepat, diharapkan Redkar mampu melakukan langkah-langkah awal pemadaman sebelum bantuan dari tim Damkar datang.

Gotong Royong Masyarakat dan Pemerintah

Meski tantangan masih ada, semangat gotong-royong masyarakat Tapin tetap menjadi fondasi kuat dalam upaya menghadapi bencana kebakaran. Iwan menegaskan pentingnya peran komunitas dalam menjaga keselamatan bersama.

“Melindungi sesama adalah tanggung jawab kita bersama, dan gotong-royong adalah kunci menghadapi situasi ini,” pungkasnya.

Dengan sinergi antara masyarakat, pemerintah desa, dan dukungan anggaran dari pemerintah daerah, Tapin diharapkan mampu memperkuat ketangguhan desa-desa dalam menghadapi bencana kebakaran.

Keputusan strategis ini bukan hanya soal memberikan sarana, tapi juga membangun kesiapan komunitas dalam menghadapi risiko yang ada di sekitar mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *