Rantau, sabanua.com – Bertepatan dalam Roadshow daring bersama Menko PMK terkait Percepatan
Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di Kab/kota. Sekretaris Daerah Kabupaten Tapin Sufiansyah paparkan program pemda untuk mengatasi hal tersebut.
Sekretaris Daerah Kabupaten Tapin, H Sufiansyah mendapatkan kesempatan untuk memaparkan keberhasilan Kabupaten Tapin menurunkan kasus stunting di Tapin dari 33,5% pada tahun 2021 menjadi 14,5% pada tahun 2022 kemarin.
Dalam paparannya, Sekda Tapin menyampaikan penurunan kasus stunting hingga 19% dalam satu tahun ini tidak lepas dari upaya Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Tapin yang terus memprogramkan beberapa inovasi untuk penanganan kasus stunting di daerah.
Seperti ;Bersama Cegah Anak Dari Stunting (BAGASING), Elektronik Data Tapin Menuju Keluarga Sejahtera (E-Tapin Mesra), Gerakan Makan Buah dan Sayur Banua Sehat Terhindar dari
Penyakit (GEBYUR BASTARI), Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga dan Tekhnik Akupresur
dalam Upaya Pencegahan Stunting pada Anak (TANTE TIKA CANTIK), Pemberian Makanan Berbasis Pangan Lokal (BAIMAN BEPALA)
“Lima inovasi ini menjadi contoh program yang digagas oleh OPD untuk menurunkan kasus anak stunting dan kemiskinan di Kabupaten Tapin,” bebernya.
Diakui sekda juga, permasalahan kasus stunting juga dipengaruhi beberapa hal seperti Kurangnya tenaga bidan dan tenaga pelaksana gizi (TPG), Kurangnya alat USG dan perlu pelatihan dokter untuk penggunaan alat tersebut di Puskesmas, Kurangnya alat antropometri kit di posyandu yang mana alat ini sebagai pemantauan pertumbuhan
balita yang stunting, Masih ada Desa yang belum bebas stop buang air besar sembarangan (ODF), Insentif Tim Pendamping keluarga terlalu kecil, Rp. 10.000 untuk 3 orang sekali pendampingan, Kurangnnya tenaga penyuluh KB di setiap kecamatan, Tapin hanya mempunyai 27 orang penyuluh KB idealnya Tapin memiliki 72 orang Penyuluh KB.
“Kurangnya tenaga kesehatan di Kabupaten Tapin menjadi salah satu permasalahan stunting di daerah, sehingga pemerataan faskes kurang memadai,” ungkapnya.
Sufiansyah berharap kepada Pemerintah Pusat agar Pemenuhan tenaga bidan dan tenaga pelaksana gizi (TPG) sehingga program percepatan penurunan stunting dapat dilaksanakan dengan baik, Pemenuhan alat USG di Puskesmas dan Pemenuhan alat antropometri kit di posyandu, Penambahan Insentif untuk Tim Pendamping Keluarga dan Penambahan Tenaga
Penyuluh PKB, Penyebarluasan penggunaan ELSIMIL secara luas melalui media cetak dan
elektronik nasional, Adanya dukungan pendanaan khusus dari pemerintah pusat untuk Intervensi, penanggulangan kemiskinan di Kabupaten/Kota. (SB02)