Denpasar, sabanua.com – Ekonomi Bali secara umum mengalami kontraksi sebesar 9.31% di 2020 dibandingkan tahun sebelumnya di 2019. Selasa, (04/10/2022).
Hal ini diakibatkan karena terdampak pandemi covid-19 yang berlangsung kurang lebih dua tahun sehingga perekonomian di Bali mengalami penurunan yang cukup drastis.
Untuk sektor industri pariwisata dan ekonomi kreatif, Provinsi Denpasar Bali mengalami kerugian per bulannya diperkirakan sebesar Rp. 9,7 triliun yang diiringi dengan kenaikan jumlah pengangguran sebesar sedikitnya 45.587 jiwa di awal tahun 2020 berdasarkan data BPS 2022.
Direktur Kemitraan dan Pembangunan Bisnis Kopernik, Arvin Dwiarrahman mengatakan bahwa tanggap darurat adalah salah satu fokus aktifitas Kopernik, dimana pada pandemi Covid-19, Kopernik berfokus pada tiga pilar utama yakni pencegahan, tanggap darurat dan pemulihan mata pencaharian.
“Untuk pilar pertama yakni pencegahan, Kopernik bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengkampanyekan tagar #BaliBangkit. Kampanye ini bertujuan untuk memastikan agar masyarakat selalu menjaga kebersihan seiring kembalinya aktifitas sehari-hari,” jelasnya.
Arvin mengatakan untuk pilar kedua yakni tanggap darurat, Kopernik melakukan tiga hal antara lain distribusi Alat Pelindung Diri (APD), Distribusi sembako dan Vaksinasi massal, dengan fokus menjangkau komunitas yang sulit mendapatkan vaksin.
“Berbagai cara Kopernik lakukan untuk menggalang dana agar dapat memperluas skala dan jangkauan dari masing-masing aktifitas. Dalam distribusi sembako, Kopernik menggalang dana melalui beragam aktifitas dari konser musik hingga acara lari maraton,” lanjutnya.
Ia mengatakan Kopernik bekerja sama dengan salah satu produsen minuman terbesar di dunia untuk menggalang dana melalui pelelangan produk.
“Dari hasil lelang tersebut, Kopernik membeli sembako dan sayur-sayuran organik dari para petani kecil di seluruh Bali yang kemudian didistribusikan kepada para pemain industri kreatif di Bali yang termasuk musisi, kru panggung, pengurus acara, dan lainnya,” lanjutnya.
Arvin mengatakan bahwa sayur-sayuran organik yang didistribusikan dalam acara tersebut adalah hasil panen dari petani yang telah dibina oleh mitra lokal Kopernik, dengan dukungan dalam pemberian bibit-bibit unggul, penyuluhan edukasi terkait tata cara bertani organik, dukungan paska panen dari segi logistik, pengeringan, penyulingan, hingga ke penjualan sayuran organik ke masyarakat.
“Kopernik ingin selalu memastikan bahwa dari setiap kolaborasi seperti ini, bukan hanya industri kreatif yang mendapatkan bantuan sembako dan sayuran. Namun juga para petani yang memproduksi sayuran-sayuran tersebut,” tegasnya. (SB04)